Sejarah Nabi Muhammad SAW
Lagi-lagi sebuah sejarah dilupakan, seakan-akan mereka tidak pernah tahu atau mungkin tidak mau tahu, ini adalah sejarah yang tak boleh dilupakan, karena inilah sebab awal penciptaan dan akhir penciptaan, ia bermula 14 abad yang lalu di sebuah kota kecil, sebuah kota yang panas dan tandus yang dipenuhi dengan penyembahan terhadap kayu-kayu dan batu-batu yang tak dapat berbuat apa-apa dan juga disana terdapat sebuah kotak hitam yang dikelilingi oleh “berhala-berhala†yang sekarang telah berubah wujud tapi memiliki wujud “berhala†yang sama. Sungguh tak terpikirkan betapa bodoh manusia zaman itu, ialah sebuah jazirah yang disebut jazirah Arabia, perbuatan buruk dan haram, perampokan, pembunuhan bayi,minum-minuman keras, yang memusnahkan segala kebajikan dan moral menempatkan masyarakat jazirah Arabia ini dalam situasi kemerosotan yang luar biasa. Mereka terpecah-pecah menjadi kabilah-kabilah (bani/kaum).
I. Kelahiran Sang Nabi
Pada saat yang sangat kritis ini muncullah sebuah bintang pada malam yang gelap gulita, sinarnya semakin terang membuat malam menjadi terang benderang, ia bukan bintang yang biasa, tapi bintang yang sangat luar biasa, bahkan matahari di siang haripun malu menampakkan sinarnya karena bintang ini adalah maha bintang yang terlahirkan ke muka bumi, ialah cahaya dalam kegelapan, ia adalah cahaya di dalam dada, ia dikenal dengan Nama Muhammad, menurut sejarawan bintang ini tepat terlahir tanggal 17 Rabi’ul Awwal (12 Rabi’ul awwal menurut mazhab sunni) 570 M, bintang ini tak pernah padam walaupun 14 abad setelah ketiadaannya, bahkan ia semakin terang dan semakin terang, dari bintang ini terlahir 13 bintang yang lain, yang selalu menjadi hujjah bagi bintang-bintang yang sulit bersinar lainnya di setiap zamannya. Ia memiliki silsilah yang berhubungan langsung dengan jawara Tauhid melalui anaknya Ismail AS, yang dilahirkan melalui rahim-rahim suci dan terpelihara dari perbuatan-perbuatan mensekutukan Tuhan. Ia begitu suci sehingga Tuhan memerintahkan kepada Para Malaikat dan Jin untuk bersujud kepada Adam, karena cahayanya dibawa oleh Adam AS untuk disampaikan kepada maksud, ia adalah rencana Tuhan yang teramat besar yang langit dan bumi pun tak kan sanggup memikulnya.
Peristiwa kelahiran sang bintang dipenuhi dengan kejadian-kejadian yang luarbiasa, dimulai dengan peristiwa padamnya api “abadi†di kerajaan Persia, hancurnya sesembahan batu di sana, dan penyerangan pasukan bergajah untuk menghancurkan Ka’bah, yang di kemudian hari menjadi kiblat baginya dan ummatnya sampai akhir zaman, namun tentara yang besar ini dihancurkan oleh burung-burung yang dikirimkan oleh Sang Pemilik kiblat (Ka’bah), karenanya tahun ini dinamakan tahun Gajah. Sudah menjadi tradisi kelahiran manusia luar biasa harus juga didahului peristiwa yang luar biasa. Muhammad namanya, ayahnya bernama Abdullah, Ibundanya Aminah, kedua orang tuanya berasal dari silsilah yang mulia yang merupakan keturunan Jawara Tauhid (Ibrahim AS). Abdullah lahir kedunia hanya untuk membawa nur Muhammad dan “meletakkannya†ke dalam rahim Aminah, Sang isteri saat itu mengandung (2 bulan) bayi yang kelak menjadi manusia besar. Setelah lama kepergian sang suami, sang isteri merasakan kesepian yang amat dalam, walaupun suaminya selalu berkirim surat. Namun pada saat lain surat tidak lagi ia terima, begitu riang hatinya ternyata ia melihat rombongan dagang suaminya telah pulang, tapi Ia amat terkejut karena tak dilihatnya suaminya, datanglah seseorang dari rombongan tersebut yang menyampaikan berita kepada Aminah, mulutnya begitu berat untuk mengucapkan kata – kata ini kepada wanita ini, ia tidak sanggup mengutarakannya, namun akhirnya terucap juga bahwa sang suami telah berpulang ke hadirat Allah Swt dan dimakamkan di abwa.
Begitu goncang hatinnya mendengarkan hal ini, tak sanggup menahan tangisnya, ia menangis menahan sedih dan tak makan beberapa hari, namun ia bermimpi, dalam mimpinya seorang wanita datang dan berkata kepadanya agar ia menjaga bayi dalam janinnya dengan baik – baik. Ia berulang kali bermimpi bertemu dengan wanita tersebut yang ternyata adalah Maryam binti Imran (Ibu Isa as). Dalam mimpinya sang wanita mulia ini berkata : “Kelak bayi yang ada didalam rahimmu akan menjadi manusia paling mulia sejagat raya, maka jagalah ia baik – baik hingga kelahirannya.
Saat ayahanda Muhammad yang mulia ini Wafat dalam usia 20 tahun (riwayat lain – 17 tahun), sang bintang kita ini sedang berada dalam kandungan ibunya, beberapa tahun kemudian Bunda Sang bintang menyusul suaminya dan dimakamkan di Abwa juga. Muhammad dibawa pulang oleh Ummu Aiman dan diasuh oleh kakeknya, belum lagi hilang duka setelah ditinggal Sang Bunda, ia pun harus kehilangan kakeknya ketika umurnya belum lagi menginjak delapan tahun. Setelah kepergian sang kakek, sang bintang (Muhammad) diasuh oleh pamannya, Abu Tholib, seorang putra Abdul Mutholib yang pertama menyatakan keimanannya kepada kemenakannya sendiri (Muhammad). Pemandu ilahi selalu saja dipilihkan oleh Ilahi untuk memiliki profesi sebagai seorang gembala, melalui profesi ini beliau mengarungi beberapa waktu kehidupannya untuk menjadi “gembala†domba yang lebih besar, inilah pilihan Ilahi yang memilihkan baginya sebuah jalan dimana hal ini penting bagi orang yang akan berjuang melawan orang-orang hina yang berpikiran sampai menyembah aneka batu dan pohon, ilahi menjadikannya kuat sehingga tidak menyerah kepada apapun kecuali keputusan-Nya. Ada penulis sirah yang mengutip kalimat Nabi berikut ini, “ Semua Nabi pernah menjadi gembala sebelum beroleh jabatan kerasulan.†Orang bertanya kepada Nabi,†Apakah Anda juga pernah menjadi gembala?†Beliau menjawab,†Ya. Selama beberapa waktu saya menggembalakan domba orang Mekah di daerah Qararit.â€
Sang bintang terlahir bukan dari kalangan orang yang teramat kaya, belum lagi ia dilahirkan sebagai seorang yatim, dan telah kehilangan Ayah, Ibu di masa kecil sebagai tempat bernaung, apa yang dapat dikatakan oleh anak kecil yang telah kehilangan kedua orang tuanya sedangkan dia sendiri masih membutuhkan naungan kedua orang tua dan kasih sayang mereka. Mari kita masuk ke jazirah Arabia lebih jauh lagi, kita dapat melihat bahwa kondisi keuangan Muhammad terbilang cukup sulit. Muhammad terkenal dengan kemuliaan rohaninya, keluhuran budi, keunggulan ahklaq dan dirinya dikenal di masyarakat sebagai “orang jujur†(al-Amin), ia menjadi salah seorang kafilah dagang Khodijah yang terpercaya dan Khodijah memberikan dua kali lipat dibandingkan yang diberikannya kepada orang lain. Kafilah Quraisy, termasuk barang dagangan Khodijah, siap bertolak, kafilah tiba di tempat tujuan. Seluruh anggotanya mengeruk laba. Namun, laba yang diperoleh Nabi lebih banyak ketimbang lain. Kafilah kembali ke Makkah. Dalam perjalanan, Sang bintang melewati negeri ‘Ad dan Tsamud. Keheningan kematian yang menimpa kaum pembangkang itu mengundang perhatian sang bintang.
Kafilah mendekati Mekah, Maisarah, berkata kepada sang Bintang, “Alangkah baiknya jika Anda memasuki Mekah mendahului kami dan mengabarkan kepada Khodijah tentang perdagangan dan keuntungan besar yang kita dapatkan.†Nabi tiba di Mekah ketika Khodijah sedang duduk di kamar atasnya. Ia berlari turun dan mengajak Nabi ke ruangannya. Nabi menyampaikan, dengan menyenangkan, hal-hal menyangkut barang dagangan. Maisarah menceritakan tentang Kebesaran jiwa Al-Amin selama perjalanan dan perdagangan. Maisarah menceritakan “Di Busra, Al-Amin duduk di bawah pohon untuk istirahat. Seorang pendeta, yang sedang duduk di biaranya, kebetulan melihatnya. Ia datang seraya menanyakan namanya kepada saya, kemudian ia berkata, ‘Orang yang duduk di bawah naungan pohon itu adalah nabi, yang tentangnya telah saya baca banyak kabar gembira di dalam Taurat dan Injil.
Kemudian Khodijah menceritakan apa yang didengarnya dari Maisarah kepada Waraqah bin Naufal, si hanif dari Arabia. Waraqah mengatakan, “Orang yang memiliki sifat-sifat itu adalah nabi berbangsa Arab.
Sabtu, 30 Mei 2009
Jumat, 29 Mei 2009
sejarah gunung tangkuban parahu

Gunung tangkuban Perahu terletak sekitar 30 km di utara Kota Bandung. Gunung ini menjadi salah satu daerah tujuan wisata yang menarik di Jawa Barat. Lingkungan alamnya yang sejuk, dan sumber mata air panas di kaki-kaki gunungnya. Deretan kawah yang memanjang, menjadi daya tarik tersendiri. Legenda tentang terjadinya Gunung Tangkubanparahu sangat dikenal di Jawa Barat, disebut pula sebagai asal muasal terjadinya Talaga Bandung atau dongeng Sangkuriang. Legenda ini disusun dalam bentuk sastra lisan yang didalamnya mengandung lambang-lambang yang menginformasikan pengalaman manusia purba tentang kebaikan-kejahatan, perkawinan dan kesuburan, dosa,bencana,asal muasal, nasib manusia, tingkah laku dan tujuan hidup manusia serta menjadi alat pendidikan moral bagi masyarakat pendukung kebudayaan tersebut. Legenda Sangkuriang telah terkenal di akhir abad ke-15. Hal ini disebutkan dalam catatan perjalanan Pangeran Bujangga Manik, seorang pangeran muda kerajaan Sunda dari Istana Pakuan (Bogor sekarang), menjelajahi Pulau Jawa dengan berjalan kaki seorang diri. Catatan yang tertuang dalam lembaran lontar ini, sekarang tersimpan di Perpustakaan Bodleian, Oxford Inggris sejak tahun 1627. [More...] Ringkasan Cerita Legenda Sangkuriang Raja SUNGGING PERBANGKARA pergi berburu, di tengah hutan Sang Raja kencing dan tertampung dalam tempurung kelapa. Seekor, burung tembey babi hutan betina bernama WAYUNGYANG yang tengah bertapa ingin menjadi manusia meminum air kencing tadi. Wayungyang hamil, melahirkan seorang bayi cantik. Bayi cantik itu dibawa ke keraton ayahnya dan diberi nama DAYANG SUMBI alias RARASATI. banyak para raja yang meminangnya, tetapi seorang pun tidak ada yang diterima. Akhirnya para raja saling berperang di antara sesamanya. Dayang Sumbi pun atas permitaannya sendiri mengasingkan diri di sebuah bukit ditemani seekor anjing jantan yaitu si TUMANG.Ketika sedang asyik bertenun, TOROPONG (torak) yang tengah digunakan bertenun kain terjatuh ke bawah. Dayang Sumbi karena merasa malas, terlontar ucapan tanpa dipikir dulu, dia berjanji siapa pun yang mengambilkan torak yang terjatuh bila berjenis kelamin laki-laki, akan dijadikan suaminya. Si Tumang mengambilkan torak dan diberikan kepada Dayang Sumbi. Maka jadilah si Tumang suami Dayang Sumbi. Dayang Sumbi akhirnya melahirkan bayi laki-laki diberi nama SANGKURIANG. Ketika berburu di hutan Sangkuriang menyuruh si Tumang untuk memburu babi betina Wayungyang. Karena si Tumang tidak menurut, lalu dibunuhnya. Hati si Tumang oleh Sangkuriang diberikan kepada Dayang Sumbi, lalu dimasak dan dimakannya. Setelah Dayang Sumbi mengetahui bahwa yang dimakannya adalah hati si Tumang, kemarahannya pun memuncak serta merta kepala Sangkuriang dipukul dengan senduk sehingga luka. Sangkuriang diusir dari rumahnya,kemudian ia pergi mengembara mengelilingi dunia. Setelah sekian lama menuju ke arah Timur akhirnya sampailah di arah Barat lagi dan tanpa sadar telah sampai di tempat Dayang Sumbi, tempat ibunya berada. Sangkuriang tidak mengenal bahwa putri cantik yang ditemukannya adalah Dayang Sumbi. Terjalinlah kisah kasih di antara kedua insan itu. Tanpa sengaja Dayang Sumbi mengetahui bahwa Sangkuriang adalah puteranya, dengan tanda luka di kepalanya. Walau demikian Sangkuriang tetap memaksa untuk menikahinya. Dayang Sumbi meminta agar Sangkuriang membuat PERAHU dan TALAGA (danau) dalam waktu semalam dengan membendung sungai CITARUM. Sangkuriang menyanggupinya. Maka dibuatlah PERAHU dari sebuah pohon yang tumbuh di arah TIMUR, tunggul/pokok pohon itu berubah menjadi gunung BUKIT TUNGGUL, rantingnya ditumpukkan di sebelah BARAT dan mejadi gunung BURANGRANG Ketika bendungan hampir selesai, Dayang Sumbi memohon kepada Hyang Maha Gaib agar maksud Sangkuriang tidak terwujud. Dayang Sumbi menebarkan irisan BOEH RARANG (kain putih hasil tenunannya), sehingga ketika itu pula fajar pun terbit. Sangkuriang menjadi gusar, dipuncak kemarahannya, bendungan yang berada di SANGHYANG TIKORO dijebolnya, sumbat aliran sungai Citarum dilemparkannya ke arah timur dan menjelma menjadi Gunung MANGLAYANG. Air Talaga Bandung pun menjadi surut kembali. Perahu yang dikerjakan dengan bersusah payah ditendangnya ke arah utara dan berubah wujud menjadi GUNUNG TANGKUBANPARAHU. Sangkuriang pun mengejar Dayang Sumbi yang mendadak menghilang di GUNUNG PUTRI dan berubah menjadi setangkai BUNGA JAKSI. Adapun Sangkuriang setelah sampai di sebuah tempat yang disebut dengan UJUNGBERUNG akhirnya menghilang ke alam gaib (NGAHIYANG). (Hidayat Suryalaga dalam Sunda.Net.Com – diakses tanggal 18 Mei 2007) Pada versi lain diceritakan bahwa sisa kayu yang ditebang untuk dijadikan perahu oleh Sangkuriang berubah menjadi Gunung Bukit Tunggul,s ebelah timur Gunung Tangkuban Parahu (Tunggul, Bahasa Sunda: yang berarti pangkal kayu), sementara daun-daunnya menjadi Gunung Burangrang (berasal dari Bahasa Sunda yang berarti berguguran),sebelah barat Gunung Tangkuban Parahu. Sementara Dayang Sumbi diceritakan dikejar Sangkuriang hingga akhirnya ia terjun ke kawah Gunung Tangkuban Perahu, sehingga kawahnya disebut Kawah ratu, versi yang lebih tragis, Dayang Sumbi bunuh diri dengan menggunakan kujang. Arti Legenda Sangkuriang bagi Masyarakat Sunda Dulu dan SekarangCerita Sangkuriang adalah legenda yang asalnya disajikan sebagai 125 cerita pantun. Di Jawa Barat cerita pantun umumnya menceritakan tentang putra-putri kerajaan. Dalam cerita pantun memang sering didongengkan hal-hal yang tidak masuk akal. Namun sebenarnya hal tersebut adalah suatu perlambang, bahkan mungkin suatu sindiran. Kebiasaan para pangeran yang bertualang cinta ke daerah-daerah sekitar kerajaan, disindir oleh penyair pantun dengan metafora buang air kecil sembarangan . Rakyat kecil digambarkan sebagai binatang, seperti babi hutan Wayungyang atau anjing Si Tumang.Disisi lain sang penyair dalam cerita ini, melaporkan peristiwa geologis yang terjadi sekitar 125000 tahun yang lalu. Suatu catatan dan hasil pengamatan luar biasa. Letusan gunung api dahsyat, mengalirnya produk letusan berupa lahar yang kemudian menyumbat Sungai Citarum, digambarkan dengan baik. Sang penyair melaporkan peristiwa alam dan sekaligus menyindir para bangsawan dalam sajian cerita pantun yang memikat. Peristiwa alam ini disaksikan manusia Bandung Purba jaman dulu. Mungkin dari sinilah awal dari kegiatan wisata yang pertama kali mereka lakukan.Jadi, jika kita rangkumkan nilai-nilai yang terkandung dalam Cerita Sangkuriang ketika itu adalah : kritik sosial pujangga terhadap kebiasaan para keturunan raja bertualang cinta, nilai pengetahuan masyarakat purba tentang kejadian alam waktu itu.Bagi masyarakat Sunda zaman sekarang Cerita Sangkuriang merupakan cerita yang mencerminkan nilai–nilai kearifan pandangan hidup masyarakat Sunda. Kearifan yang dibungkus dengan cerita legenda ini dapat menjadi acuan hidup bagi siapa pun dalam melayari kehidupannya baik secara manusia lahiriah (fisik) maupun manusia transcendental (ruhi).Berikut saya sajikan ringkasan alur legenda dikaitkan dengan nilai-nilai kearifan sunda yang terkandung di dalamnya menurut seorang budayawan sunda, Hidayat Suryalaga.Legenda atau Sasakala Gunung Tangkubanparahu dimaksudkan sebagai cahaya pencerahan (= Sungging Perbangkara) bagi manusia yang masih bimbang akan keberadaan dirinya dan berkeinginan untuk menemukan jati diri kemanusiaannya(Babi Wayungyang). Hasil yang diperoleh dari pencariannya ini akan melahirkan kata hati (nurani) sebagai kebenaran sejati (= Danghyang Sumbi, Rarasati); tetapi bila tidak disertai dengan kehati-hatian dan kesadaran penuh/eling (= taropong), maka dirinya akan dikuasai dan digagahi oleh rasa kebimbangan yang terus menerus (= digagahi si Tumang) dan akan melahirkan ego-ego yang egoistis, yaitu jiwa yang belum tercerahkan (= Sangkuriang). Ketika Sang Nurani termakan lagi oleh kewaswasan (= Danghyang Sumbi memakan hati si Tumang) maka hilanglah kesadaran yang hakiki. Rasa menyesal yang dialami Sang Nurani dilampiaskan dengan dipukulnya kesombongan rasio Sang Ego (= kepala Sangkuriang dipukul). Tentu saja kesombongannya pula yang mempengaruhi Sang Ego untuk menjauhi dan meninggalkan Sang Nurani. Keangkuhan sang ego yang telah lelah mencari ilmu dengan mengelilingi seantero jagat, ternyata kembali ke titik awal kehidupannya. Akhirnya menemukan Sang Nurani yang secara sadar atau pun tidak tetap dicarinya (= Pertemuan Sangkuriang dengan Danghyang Sumbi). Walau demikian ternyata penyatuan antara Sang Ego (= Sangkuriang) dengan Sang Nurani yang tercerahkan (= Danghyang Sumbi), tidak semudah yang diperkirakan oleh Sang Ego. Berbekal ilmu pengetahuan yang telah dikuasainya Sang Ego (= Sangkuriang) harus mampu membuat suatu kehidupan sosial yang dilandasi kasih sayang, interdependency – silih asih-asah dan silih asuh yang humanis harmonis, yaitu satu telaga kehidupan sosial (= Talaga Bandung) yang berasal dari kumpulan manusia yang bermacam corak ragam perangainya (= Citarum). Keutuhan jatidirinya pun harus dibentuk pula oleh Sang Ego sendiri(pembuatanperahu). Keberadaan Sang Ego itu pun tidak terlepas dari sejarah dirinya, ada pokok yang menjadi asal muasalnya (= Bukit Tunggul, pohon sajaratun) yang berasal sejak dari awal keberadaannya (= Timur, tempat awal terbit kehidupan) dan Sang Ego pun pada akhirnya akan mempunyai keturunan yang terwujud dalam masyarakat yad. dan semuanya berakhir ditelan masa menjadi setumpuk tulang-belulang (= gunung Burangrang). Betapa mengenaskannya, bila ternyata harapan untuk bersatunya Sang Ego dengan Sang Nurani yang tercerahkan ( = hampir terjadinya perkawinan antara Sangkuriang dengan Danghyang Sumbi), gagal karena keburu hadir sang titik akhir, akhir hayat dikandung badan (= Bo’eh rarang = kain kafan). Akhirnya suratan takdir yang menimpa Sang Ego tidak lain hanyalah rasa menyesal yang teramat sangat dan marah kepada “dirinya”, maka ditendangnya keegoisan dirinya jadilah seonggok manusia yang tengah tertelungkup meratapi kemalangan yang menimpa dirinya (= Gunung Tangkubanparahu). Walau demikian lantaran masih merasa penasaran dikejarnya terus Sang Nurani yang tercerahkan (= Danghyang Sumbi) dengan harapan dapat luluh bersatu antara Sang Ego dengan Sang Nurani, tetapi ternyata Sang Nurani yang tercerahkan kini hanya menampakkan diri menjadi saksi atas perilaku yang pernah terjadi dan dialami Sang Ego ( = bunga Jaksi). Akhir kisah dari Sang Ego (=Sangkuriang) yaitu datangnya kesadaran dengan berakhirnya kepongahan hawa nafsunya (=Ujungberung); dengan kesadarannya pula, dicabut sumbat dominasi keangkuhan (= gunung Manglayang), melalui proses berkomunikasi yang santun dengan siapa pun (= Sanghyang Tikoro =tenggorokan; B.Sunda: Hade ku omong goreng ku omong) serta memperhatikan dan menjaga dengan seksama makanan yang masuk ke dalam lambungnya yaitu makanan yang halal dan bersih (=Sanghyang Tikoro = kerongkongan). (Hidayat Suryalaga. Peran Sangkuriang dan Danghyang Sumbi dalam Legenda Tangkuban Parahu, SundaNet.Com – diakses tanggal 18 Mei 2007).
Kamis, 28 Mei 2009

Kondisi & Potensi Kecamatan Pondoksalam
1
Kondisi Geografis
a.Letak geografis
:
b.Batas Wilayah
:
Utara: Kec.Pasawahan - CibatuTimur: Kec. WanayasaSelatan: Kec. Bojong-SukataniBarat: Kec. Jatiluhur
c.Luas Wilayah
:
2.918,323 Ha
2
Jumlah Desa /Kelurahan
:
11 (sebelas) desa
3
Kondisi Demografis
a. Jumlah Penduduk
Laki-laki
:
12.421 jiwa
Perempuan
:
12.444 jiwa
b. Kepadatan Penduduk
:
119 jiwa/km2
c. Komposisi Penduduk berdasarkan Lapangan kerja Utama
Sektor Pertanian
:
63 %
Sektor Jasa & Perdagangan
:
21 %
Sektor Industri
:
9 %
Sektor Lain
:
7 %
4
Sarana & Prasarana
a. Pendidikan
JUMLAH
Sekolah
Siswa
Guru
TK
- bh
- org
- org
SD
16 bh
3.238 org
85 org
SLTP
1 bh
536 org
17 org
SLTA
- bh
- org
- org
PT
- bh
- org
- org
Angka melanjutkan ke SLTP
: 92 %
SLTA
: - %
PT ( Pergutuan Tinggi )
: - %
b. Kesehatan :
Jumlah Rumah Sakit / Balai Pengobatan lainnya
RSU
RS Bersalin
Puskesmas
Puskesmas Pembantu
Posyandu
Balai Pengobatan
Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA)
Apotik
Dokter Praktek Swasta
- bh
- bh
1 bh
2 bh
33 bh
2 bh
1 bh
- bh
1 bh
Jumlah Dokter / Bidan
Dokter Umum
Dokter Gigi
Dokter Spesialis
Bidan
22 org
- org
- org
6 org
c. Agama
Mesjid
Mushola
Gereja
Vihara
Pura
31 bh
118 bh
- bh
- bh
- bh
Komposisi Penduduk Beragama
Islam
Kristen
Budha
Konghucu
Hindu
23.584 org
5 org
- org
- org
- org
99,98 %
0,02 %
- %
- %
- %
d. Komunikasi
Jumlah :
Kantor Pos Cabang: - buah
Kantor Pos. Cabang Pembantu:- buah
Kantor Telekomunikasi- buah
Wartel: 3Warnet: - buah
Satuan Sambungan Telepon : - buah
5
Potensi Wilayah :
a.Potensi Lahan
Luas .............
:
3.143.077 Ha
Cocok dikembangkan menjadi areal ........
:
Lahan sawah ............
:
1.251.021 Ha
Lahan kering ............
:
1.892.033 Ha
b.Potensi Sungai
Panjang ................
:
-
Usaha pemanfaatan Sungai
:
-
c.Potensi Danau
Luas ...................
:
-
Usaha yang telah dikembangkan ................
:
-
d.Potensi Bahan Tambang
Jenis Bahan Tambang
:
Galian C
e.Potensi Wisata
:
Hotel Panorama Indah Bumi Perkemahan Ranca Darah Sate Anwar
6
Sektor Andalan
:
Sumber Air PDAM Rumah Sakit HolistikBendungan Pondoksalam
1
Kondisi Geografis
a.Letak geografis
:
b.Batas Wilayah
:
Utara: Kec.Pasawahan - CibatuTimur: Kec. WanayasaSelatan: Kec. Bojong-SukataniBarat: Kec. Jatiluhur
c.Luas Wilayah
:
2.918,323 Ha
2
Jumlah Desa /Kelurahan
:
11 (sebelas) desa
3
Kondisi Demografis
a. Jumlah Penduduk
Laki-laki
:
12.421 jiwa
Perempuan
:
12.444 jiwa
b. Kepadatan Penduduk
:
119 jiwa/km2
c. Komposisi Penduduk berdasarkan Lapangan kerja Utama
Sektor Pertanian
:
63 %
Sektor Jasa & Perdagangan
:
21 %
Sektor Industri
:
9 %
Sektor Lain
:
7 %
4
Sarana & Prasarana
a. Pendidikan
JUMLAH
Sekolah
Siswa
Guru
TK
- bh
- org
- org
SD
16 bh
3.238 org
85 org
SLTP
1 bh
536 org
17 org
SLTA
- bh
- org
- org
PT
- bh
- org
- org
Angka melanjutkan ke SLTP
: 92 %
SLTA
: - %
PT ( Pergutuan Tinggi )
: - %
b. Kesehatan :
Jumlah Rumah Sakit / Balai Pengobatan lainnya
RSU
RS Bersalin
Puskesmas
Puskesmas Pembantu
Posyandu
Balai Pengobatan
Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA)
Apotik
Dokter Praktek Swasta
- bh
- bh
1 bh
2 bh
33 bh
2 bh
1 bh
- bh
1 bh
Jumlah Dokter / Bidan
Dokter Umum
Dokter Gigi
Dokter Spesialis
Bidan
22 org
- org
- org
6 org
c. Agama
Mesjid
Mushola
Gereja
Vihara
Pura
31 bh
118 bh
- bh
- bh
- bh
Komposisi Penduduk Beragama
Islam
Kristen
Budha
Konghucu
Hindu
23.584 org
5 org
- org
- org
- org
99,98 %
0,02 %
- %
- %
- %
d. Komunikasi
Jumlah :
Kantor Pos Cabang: - buah
Kantor Pos. Cabang Pembantu:- buah
Kantor Telekomunikasi- buah
Wartel: 3Warnet: - buah
Satuan Sambungan Telepon : - buah
5
Potensi Wilayah :
a.Potensi Lahan
Luas .............
:
3.143.077 Ha
Cocok dikembangkan menjadi areal ........
:
Lahan sawah ............
:
1.251.021 Ha
Lahan kering ............
:
1.892.033 Ha
b.Potensi Sungai
Panjang ................
:
-
Usaha pemanfaatan Sungai
:
-
c.Potensi Danau
Luas ...................
:
-
Usaha yang telah dikembangkan ................
:
-
d.Potensi Bahan Tambang
Jenis Bahan Tambang
:
Galian C
e.Potensi Wisata
:
Hotel Panorama Indah Bumi Perkemahan Ranca Darah Sate Anwar
6
Sektor Andalan
:
Sumber Air PDAM Rumah Sakit HolistikBendungan Pondoksalam
SEJARAH PURWAKARTA

Kabupaten Purwakarta
Purwakarta beralih ke halaman ini. Untuk kota yang bernama sama, lihat Purwakarta (kota). Untuk kegunaan lain, lihat Purwakarta (disambiguasi).
Kabupaten Purwakarta
Lambang Kabupaten Purwakarta
Peta lokasi Kabupaten PurwakartaKoordinat : 107o30'-107o40'BT dan 6o25'-6o45'LS
Motto: Wibawa Karta Raharja'
Provinsi
Jawa Barat
Ibu kota
Purwakarta
Luas
971,72 km²
Penduduk
· Jumlah
782.362 jiwa (2005)
· Kepadatan
805 jiwa/km²
Pembagian administratif
· Kecamatan
17
· Desa/kelurahan
192
Dasar hukum
UU No.4 Thn 1968 tentang Pembentukan Kab. Purwakarta dan Kab. Subang
Tanggal
-
Hari jadi
{{{hari jadi}}}
Bupati
H Dedi Mulyadi, SH
Kode area telepon
0264
APBD
{{{apbd}}}
DAU
Rp. 388.026.357.000,- (2008)
Suku bangsa
{{{suku bangsa}}}
Bahasa
{{{bahasa}}}
Agama
{{{agama}}}
Flora resmi
{{{flora}}}
Fauna resmi
{{{fauna}}}
Zona waktu
{{{zona waktu}}}
Bandar udara
{{{bandar udara}}}
Situs web resmi: http://www.purwakarta.go.id/
Kabupaten Purwakarta, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia terletak ±80 km sebelah timur Jakarta. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Karawang di bagian Barat dan sebagian wilayah Utara, Kabupaten Subang di bagian Utara dan sebagian wilayah bagian Timur, Kabupaten Bandung di bagian Selatan, dan Kabupaten Cianjur di bagian Barat Daya.
Kabupaten Purwakarta berada pada titik-temu tiga koridor utama lalu-lintas yang sangat strategis, yaitu Purwakarta-Jakarta, Purwakarta-Bandung dan Purwakarta-Cirebon.
Luas wilayah Kabupaten Purwakarta adalah 971,72 km² atau sekira 2,81% dari luas wilayah Provinsi Jawa Barat berpenduduk 782.362 jiwa (Sensus penduduk tahun 2005) dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 2,42% per-tahun. Jumlah penduduk laki-laki adalah 391.061 jiwa, sedangkan jumlah penduduk perempuan adalah 391.301 jiwa.
Kabupaten Purwakarta memiliki motto Wibawa Karta Raharja. "Wibawa" berarti berwibawa atau penuh kehormatan, "Karta" berarti ramai atau hidup, dan "Raharja' berarti keadaan sejahtera atau makmur. Sehingga “Wibawa Karta Raharja” dapat diartikan sebagai daerah yang terhormat/berwibawa, ramai/hidup, serta makmur atau sejahtera.
Daftar isi
1 Etimologi
2 Sejarah [1]
2.1 Sebelum penjajahan Belanda
2.2 Masa penjajahan Belanda
2.3 Masa kemerdekaan
3 Pembagian administratif
4 Iklim
5 Topografi
6 Geologi
7 Transportasi
8 Obyek wisata
8.1 Wisata alam
8.2 Wisata budaya
8.3 Wisata Ziarah
8.4 Wisata Kuliner
9 Daftar Bupati
10 Lihat pula
11 Referensi
12 Pranala luar
//
[sunting] Etimologi
Purwakarta berasal dari suku kata "purwa" yang artinya permulaan dan "karta" yang berarti ramai atau hidup. Pemberian nama Purwakarta dilakukan setelah kepindahan ibukota Kabupaten Purwakarta dari Wanayasa ke Sindang Kasih.
Peristiwa kepindahan ibukota kabupaten ini setiap tahunnya diperingati pada tanggal 20 Juli dengan melakukan napak tilas dari Wanayasa ke Sindang Kasih.
Senin, 25 Mei 2009
Pengobatan Cinta
Setiap orang pasti dapat merasakan detak-detak gemuruh dalam dadanya saat cemburu merasuk di seluruh urat nadinya. Bila itu yang terjadi saat Anda cemburu, ada tip kecil yang dapat Anda lakukan.
1.Tarik napas dalam-dalam lalu hembuskan sekuat mungkin, lakukan ini minimal 50 kali dijamin 2.Anda kelelahan sendiri dan lupa pada rasa cemburu.
3.Minum air putih paling sedikit tiga gelas.
4.Putar musik kuat-kuat, terutama musik-musik beraliran keras, ikutlah bernyanyi.
5.Berenang, merupakan cara jitu mengatasi sesak di dada akibat cemburu.
6.Simpan semua benda-benda yang bisa mengingatkan Anda padanya.
7.Pergilah ke pantai, pandangi lautan bebas dan hiruplah udara segar sebanyak mungkin.
8Alihkan pikiran pada hal-hal lain yang lebi positif, seperti rencana masa depan yang menantang.
9.Konsentrasikan terus bila selalu gagal, jangan pernah menyerah pada rasa cemburu.
10.Jangan sekali-kali mencari pelarian dengan mengkonsumsi makan-makanan berlebih, karena pada akhirnya justeru akan menambah masalah baru.
11.Temui sahabat lama, galilah nostalgia masa lalu bersamanya, usahakan kenangan yang menyenangkan saja.
12.Menangislah sepuas hati.
13Berdoalah dan pasrahkan seluruh keadaan pada Tuhan, mintalah petunjuk kemana langkah yang harus ditempuh.
10.Jangan sekali-kali mencari pelarian dengan mengkonsumsi makan-makanan berlebih, karena pada akhirnya justeru akan menambah masalah baru.
11.Temui sahabat lama, galilah nostalgia masa lalu bersamanya, usahakan kenangan yang menyenangkan saja.
12.Menangislah sepuas hati.
13Berdoalah dan pasrahkan seluruh keadaan pada Tuhan, mintalah petunjuk kemana langkah yang harus ditempuh.
Kamis, 21 Mei 2009
Langganan:
Postingan (Atom)